Serambi Pantun Kasturi

Sabtu, 11 September 2010

Bermain mercun di malam hari
Leka bermain terkena jari
Pagi nan mulia nadim sendiri
Mengenang ayahanda jebat dan bunda kasturi

Banyak juadah ..Ketupat rendang
Air berwarna lagi dihidang
Dari jauh Nadim memandang
Menanti kalian berdua datang bertandang

Cermin ku retak pecah seribu
Hendak di buang terasa sayang
Wajah ayah dan juga ibu
Siang terkenang malam terbayang

Satang bermadah di ruang persada
Mengirim berita hilangkan duka
Salam ceria buat anaknda
Sihat sejahtera sentiasa ceria

Belayar malam ke Pulau Tioman
Singgah sebentar ke Inderapura
Datang ke sini dalam senyuman
Menyambut salam dari anaknda

Burung helang terbang melayang
Turun ke bumi mencari mangsa
Jangan bimbang anak ku sayang
Ayah dan bunda kan datang jua

Anak sembilang berenang-renang
Berenang sama si anak haruan
Bunda di sini pun duduk mengenang
Menanti anakanda bilakan datang

Jauh di mata pura cendana
Tempat bermain kayangan puteri
Sihatkah Nadim di perantauan sana
Risau hati ku tidak terperi

Baju raya dihiasi renda
Untuk dipakai di pagi lebaran
Raya ni pulanglah duhai anakanda
Kami menanti penuh debaran

--kasturi--

"Menarik sekali pantun dari bunda yer "

Tuah muncul sentiasa berlima
Menentang lanun sentiasa waspada
Tangisan bunda sentiasa bergema
Menanti kunjungan dari anaknda

Itik nila merah dada nya
Di jual orang di pasar raya
Sebak benar di hati bunda
Napa lama tak antar berita?

Jika memandu biarlah perlahan
Semoga tidak terbabas ke tepi
Pulang beraya hati hati di jalanan
Agar selamat diberkati Ilahi

Besi Kuning Besi Kesakti,
Anak Panah Sang Rajuna;
Kembali Gayong Kebudayaan Asli,
Di Tanah Melayu Hulubalang Tua.

(Arwah Allahyarham Dato' Paduka Meor Abdul Rahman)

Pantun Dari : Hang Nadim


Cucu Hang Tuah??!! Biaq betui..

Aku terbukak Harian Metro, terjumpa artikel nih.. leh caya ker ek??


Edisi Nasional: Cucu Hang Tuah

Oleh Yusri Abdul Malek dan Mohd Yatim Latif
[email]am@hmetro.com.my[/email]

MELAKA: Seorang lelaki, Ismail Mohamed Yaacob, 40, mendakwa sebagai generasi ke-12 keturunan Laksamana Hang Tuah yang terkenal kerana kesetiaan dan jasa kepada beberapa sultan Melaka sepanjang sejarah Kesultanan Melayu Melaka sebelum 1511.

Ismail yang lahir dan menetap di Singapura mendakwa mempunyai bukti iaitu dua gelang tangan yang dikatakan dipakai Hang Tuah dan berusia lebih 500 tahun serta manuskrip tulisan tangan Hikayat Hang Tuah yang ditulis Tun Kulah atau Kola yang juga sepupu Hang Tuah.

Gelang berkenaan yang didakwa bertatah batu petir dipercayai disimpan turun-temurun dan diwarisinya hingga kini.

揚endedahan mengenai keturunan Hang Tuah ini bukan mempunyai apa-apa kepentingan tetapi saya cuma mahu generasi hari ini tahu bahawa cerita Hang Tuah adalah benar dan bukan rekaan atau dongeng,� katanya ketika ditemui.

Ismail berkata, semua keturunannya tinggal di Kampung Sungai Duyong, di sini, sejak zaman-berzaman tetapi pada sekitar 1940-an, bapanya, Muhamad Yaacob Abdullah terpaksa melarikan diri ke Singapura selepas diburu komunis yang mengganas ketika itu.

Menurutnya, disebabkan sayangkan generasinya, dia sendiri menjalankan kajian terperinci berhubung salasilah dan susur-galur Hang Tuah bagi membuktikan Hang Tuah benar-benar hidup ketika zaman kesultanan Melayu Melaka.

揝aya akui terdapat 11 versi cerita Laksamana Hang Tuah yang berbeza disebabkan tiada pihak mahu mengkajinya secara mendalam.

揝aya juga mempunyai bukti Hang Tuah mati di Palembang kerana sakit tua.

揔ubur Hang Tuah yang ada di Tanjung Kling sekarang bukannya kubur Hang Tuah tetapi milik seorang ulama Islam berasal dari Gujerat, India.

揝emua ini diceritakan dari generasi ke generasi dan ia fakta sejarah. Jika benar dalam Sejarah Melayu mengatakan Hang Tuah mati di Tanjung Kling, kenapa penduduk sekitar yang tinggal di situ menafikan fakta itu.

揚enduduk yang tinggal di Tanjung Kling sejak turun-temurun sudah pasti tahu kubur siapa yang ada di kampung mereka berdasarkan cerita dari mulut ke mulut,� katanya.

Ismail juga mendakwa mempunyai bukti bergambar bahawa makam Hang Tuah ada di Palembang. Begitu juga makam Hang Lekir, Lekiu dan Kasturi yang didakwa masih ada di Bintan, Kepulauan Riau.

Menurutnya, dia sudah menjual manuskrip asal Hikayat Hang Tuah kepada Perpustakaan Negara sekitar 1990-an dengan harga RM20,000.

揘askhah itu diakui asli oleh Perpustakaan Negara dan kini sedang dipulihara,� katanya.

Katanya, dia juga pernah berjumpa pihak Perbadanan Muzium Melaka (Perzim) berhubung dakwaan itu tetapi Perzim tidak mengambil langkah untuk meneliti atau menyiasatnya.

揝aya berharap sejarah ini dikaji semula demi generasi akan datang dan saya sedia bekerjasama dengan Perzim,� katanya. :stp:

Cerita Sejarah Sumetara

Rabu, 25 Ogos 2010

Sekembalinya dari mengutip ufti dari negara-negara bawah jajahannya, Datuk Laksamana Ganesh beserta 100 hulubalang singgah di sebuah pulau berhampiran Majapahit. Pulau besar yang tiada berpenghuni itu sejak zaman-berzaman terbiar tanpa pembangunan. Seluruh pulau itu dijelajahinya, tiada apa pun yang ditemui selain hutan belantara, semak samun dan binatang-binatang hutan...

Sesampainya dia ke Majapahit dipersembahkanlah hal ini kepada Sultan Sri Wijaya... .

Datuk Laksamana: "Tuanku, patik rasa ada elok juga kalau itu pulau kita kasi jajah sama dia"

Sultan: "Sapa ada sana?"

Datuk Laksamana: "Tara sapa"

Sultan: "Apa nama itu pulau?"

Datuk Laksamana: "Tara tau"

Sultan: "Sana ada orang?"

Datuk Laksamana: "Tara"

Sultan: "Rumah?"

Datuk Laksamana: "Tara"

Sultan: "Sign-Board?"

Datuk Laksamana: "Tara"

Sultan: "Apa pun tara?

Datuk Laksamana: "Hutan ada la, Lain suma tara"

Sultan: "Okey kalu itu macam kita ambil ini pulau, pasal suma pun tara dekat situ kita kasi dia nama 'SUMATARA'.


Begitulah ceriternye asal usul nama pulau sumatara yang sekarang dipanggil PULAU SUMATERA...

Seabagaimana kita tahu program penggunaan senjata dalam negeri menjadi prioritas utama progaram pertahanan pemerintah....

pengalaman dari embargo senjata US, membuat Indonesia semakin mandiri dalam pengadaan senjata...

Apalagi Indonesia berada di tengah2 2 benua serta di kelilingi 2 samudera dengan luas pantai terpanjang di dunia...membuat Indonesia memerlukan kapal perang baru yang tangguh, yang dapat melindungi, dari pencurian, terorisme, penyelundupan, hinggaga agresi negara lain...

Setelah sukses dengan membangun kapal perang LPD sendiri, Indonesia siap membangun kapal perang jenis korvet, frigte ato pun destroyer...

Optimisme itu dilontarkan Purnomo di sela-sela peresmian KRI Banjarmasin di Surabaya, Sabtu (28/11). Kapal itu dibangun PT PAL selama 17 bulan dengan biaya 15,8 juta dollar AS.

”Kapal ini membuktikan bahwa Indonesia bisa membuat kapal perang. Transfer teknologi dari luar terus diupayakan agar kemampuan meningkat dan suatu saat Indonesia akan membangun sendiri kapal kelas korvet,” katanya.

Pembuatan kapal perang merupakan prioritas dalam program pertahanan nasional. Program ini merupakan bagian dari upaya peremajaan dan peningkatan armada kapal perang Indonesia. TNI AL masih membutuhkan sedikitnya 151 kapal perang dari berbagai
kelas dan jenis (Kompas, 28/11).

Melayu Nusantara

sebelum perang beneran, ini perbandingan TNI dan atm di lebanon.
kita mulai dari TNI :

Atraksi Debus Prajurit Garuda Memukau Tentara PBB di Lebanon

(Adshit Al Qusayr, 22/2) Bagi sebagian besar warga Indonesia, atraksi Debus bukanlah sesuatu yang aneh. Tapi apa jadinya bila atraksi tersebut dimainkan di Lebanon dan disaksikan pula oleh tentara PBB dari berbagai negara? Tentu saja ceritanya akan sangat berbeda.

Penampilan perdana atraksi tradisional Banten di wilayah misi PBB Lebanon Selatan (UNIFIL) ini merupakan salah satu dari beberapa atraksi dalam demo keterampilan yang ditampilkan oleh para prajurit Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B dalam rangka Konferensi bulanan Bintara Kontingen (Regimental Sergeant Major Conference) yang kali ini berlokasi di Markas Indobatt UN Posn 7-1 Adshit Al Qusayr. Atraksi lainya ialah Kata Karate “Emphie” Beregu, Kata Karate “Teki Shodan” dengan variasi permainan Double sticks, sulap dan Olah tenaga dalam dari aliran Silat “Kera Sakti”.

Applaus meriah selalu mewarnai setiap usainya suatu atraksi oleh prajurit-prajurit Garuda. Namun suasana mencekam sempat tercipta terutama pada saat Pratu Marsudi memainkan atraksi debusnya. Beberapa prajurit Belgia sempat bergidik dan bahkan memejamkan mata sewaktu menyaksikan atraksi tersebut.“It’s very scary!” sungguh mengerikan, demikian komentar 1st Warrant Officer (Pembantu Letnan Satu) Van Lishout dari Belgia. Tetapi tidak sedikit pula tentara PBB dari negara lain yang salut dan terheran-heran dengan “kesaktian” prajurit-prajurit Merah Putih ini.“Amazing!”, itulah pujian yang meluncur dari sebagian besar peserta konferensi yang hadir, yaitu dari kontingen Ghana, Italia, Prancis, Korea, Spanyol, Polandia, Belgia, Turki dan India. 1st Sergeant (Sersan Satu) Grassanodari Italia sampai berulang kali mengucapkan “It’s magic, I have never seen like this before!”. Lalu sebagai atraksi penutup, Force Sergeant Major (FSM) UNIFIL Master Warrant Officer (MWO) Daniel Abu Yaw dari Ghana diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam olah tenaga dalam silat “Kera Sakti”. Abu Yaw dipersilahkan memecahkan biji kemiri hanya dengan segulung koran. Walau sudah sekuat tenaga ia berusaha menghantam kemiri tersebut, tetap saja masih utuh. Namun apa yang terjadi saat Sertu Eko Priyono anggota XXIII-B yang melakukannya? Kemiri itu langsung hancur berkeping-keping! Sontak Abu Yaw dan para hadirin bertepuk tangan sambil menggeleng-gelengkan kepala tanda takjub.

Acara kemudian dilanjutkan dengan rapat dan diskusi yang dipimpin langsung oleh MWO Abu Yaw. Masalah yang mengemuka terutama terkait isu HIV/AIDS dan sexual abuse (kekerasan/kejahatan seksual). Abu Yaw menekankan agar setiap Bintara Kontingen bertanggung jawab terhadap sosialisasinya sehingga tidak ada satu pun anggota kontingen yang terkena masalah ini karena Markas PBB di New York telah menetapkan kebijakan “zero tolerance” dimana bagi prajurit yang bersangkutan akan langsung dipulangkan ke negaranya dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

Dansatgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos dalam amanatnya pada saat pembukaan konferensi berharap agar para Bintara Kontingen yang hadir dapat bahu membahu bekerja sama dalam menciptakan perdamaian di wilayah Lebanon Selatan sesuai mandat resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701. Konferensi ditutup dengan doa bersama oleh Komandan Seksi Markas Batalyon (Dansima) Konga XXIII-B Serka Andi Syarifudin dilanjutkan dengan acara makan siang bersama dengan hidangan khas Indonesia yang lagi-lagi mengundang pujian dari peserta konferensi karena dirasa sungguh nikmat dan lezat.



Sumber: Kapten Chb Sandy M. Prakasa/ Lebanon

Kapten Chb Sandy M. Prakasa/ Lebanon

August 23, 2010JAKARTA, 23 Ogos — Kedutaan Besar Malaysia ke Indonesia di sini telah dilempar najis manusia oleh penunjuk perasaan daripada kumpulan Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) pada satu demonstrasi petang ini.

Seorang daripada 37 penunjuk perasaan itu telah melemparkan najis itu ke dalam perkarangan kedutaan itu melepasi pintu pagar hadapan dan di atas kepala barisan anggota polis Indonesia yang sedang mengawal ketat di hadapan bangunan itu.

Mereka turut melepaskan najis itu ke atas bendera Malaysia yang dipijak-pijak di atas jalan tempat mereka berkumpul di hadapan kedutaan itu.

Kumpulan itu sebelumnya telah membawa lima bungkusan najis itu, ada yang diletakkan dalam kertas bungkusan makanan, dalam plastik dan dalam kotak polisterin dan dinyatakan sebagai “hadiah” untuk Duta Besar Malaysia ke Indonesia kerana Malaysia selama ini telah beberapa kali memberi “najis” yang lebih kotor kepada Indonesia.

Dengan tiba-tiba seorang daripada mereka melempar bungkusan kertas berisi najis itu ke dalam pagar kedutaan itu dan pada masa yang sama, najis turut dilepaskan ke atas bendera Malaysia yang mereka sedang pijak itu.

Demonstrasi itu diadakan bagi menandakan kemarahan mereka terhadap Malaysia yang mereka dakwa telah merendahkan maruah Indonesia dalam insiden di perairan Bintan pada 13 Ogos lalu apabila polis Malaysia menahan tiga pegawai penguatkuasa Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia.

Ia juga untuk menyatakan kekecewaan rakyat terhadap kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang dikatakan sangat lemah menghadapi Malaysia.

Berikutan kejadian lempar najis itu polis Indonesia menangkap tiga orang pelaku berkenaan.

Demonstrasi itu berlangsung selama sejam.

Seorang wakil kumpulan itu kemudian memberitahu wartawan yang meliputi peristiwa itu bahawa mereka telah memberi kata dua kepada polis Indonesia iaitu lepaskan rakan-rakan mereka itu daripada tahanan atau mereka akan melakukan operasi usir rakyat Malaysia petang ini.

Operasi yang dinamakan “Sweeping Rakyat Malaysia” itu dirancang akan dilakukan di hadapan bangunan kumpulan itu di Jalan Diponegoro, Menteng, di sini.

Polis Indonesia telah menugaskan ramai anggota untuk mengawal ketat di hadapan bangunan kedutaan Malaysia, setelah mendapat maklumat bahawa demonstrasi berkenaan akan disertai antara 300 dan 500 penunjuk perasaan.

Dalam insiden di perairan Malaysia-Indonesia itu, bahagian penguatkuasa Kementerian Kelautan dan Perikanan menahan tujuh nelayan Malaysia manakala Polis Marin Malaysia pula menahan tiga pegawai pengkuatkuasa kementerian dari Indonesia itu, masing-masing kerana didakwa menceroboh wilayah masing-masing.

Kedua-dua negara kemudian membebaskan tahanan-tahanan itu pada 17 Ogos lepas




Melayu Nunsantara

Melayu Nusantara

Atas nama bangsa & persahabatan yang telah terjalin sekian lama kami melayu di semenanjung dan sumatera akan bergabung memusnahkan apa2 saja cobaan ingin menyerang semenanjung krn melayu semenanjung adalah saudara kami... kami telah pun bersatu sejak sekian lama & akan kami musnahkan bangsa jawa yang telah menindas kami sejak sekian lama.. Semenanjung/sumatera bersama sabah/sarawak/kalimantan akan terus bersama menghadapi jawa busuk.



Melayu Nusantara