Cerita Sejarah Sumetara

Rabu, 25 Ogos 2010

Sekembalinya dari mengutip ufti dari negara-negara bawah jajahannya, Datuk Laksamana Ganesh beserta 100 hulubalang singgah di sebuah pulau berhampiran Majapahit. Pulau besar yang tiada berpenghuni itu sejak zaman-berzaman terbiar tanpa pembangunan. Seluruh pulau itu dijelajahinya, tiada apa pun yang ditemui selain hutan belantara, semak samun dan binatang-binatang hutan...

Sesampainya dia ke Majapahit dipersembahkanlah hal ini kepada Sultan Sri Wijaya... .

Datuk Laksamana: "Tuanku, patik rasa ada elok juga kalau itu pulau kita kasi jajah sama dia"

Sultan: "Sapa ada sana?"

Datuk Laksamana: "Tara sapa"

Sultan: "Apa nama itu pulau?"

Datuk Laksamana: "Tara tau"

Sultan: "Sana ada orang?"

Datuk Laksamana: "Tara"

Sultan: "Rumah?"

Datuk Laksamana: "Tara"

Sultan: "Sign-Board?"

Datuk Laksamana: "Tara"

Sultan: "Apa pun tara?

Datuk Laksamana: "Hutan ada la, Lain suma tara"

Sultan: "Okey kalu itu macam kita ambil ini pulau, pasal suma pun tara dekat situ kita kasi dia nama 'SUMATARA'.


Begitulah ceriternye asal usul nama pulau sumatara yang sekarang dipanggil PULAU SUMATERA...

Seabagaimana kita tahu program penggunaan senjata dalam negeri menjadi prioritas utama progaram pertahanan pemerintah....

pengalaman dari embargo senjata US, membuat Indonesia semakin mandiri dalam pengadaan senjata...

Apalagi Indonesia berada di tengah2 2 benua serta di kelilingi 2 samudera dengan luas pantai terpanjang di dunia...membuat Indonesia memerlukan kapal perang baru yang tangguh, yang dapat melindungi, dari pencurian, terorisme, penyelundupan, hinggaga agresi negara lain...

Setelah sukses dengan membangun kapal perang LPD sendiri, Indonesia siap membangun kapal perang jenis korvet, frigte ato pun destroyer...

Optimisme itu dilontarkan Purnomo di sela-sela peresmian KRI Banjarmasin di Surabaya, Sabtu (28/11). Kapal itu dibangun PT PAL selama 17 bulan dengan biaya 15,8 juta dollar AS.

”Kapal ini membuktikan bahwa Indonesia bisa membuat kapal perang. Transfer teknologi dari luar terus diupayakan agar kemampuan meningkat dan suatu saat Indonesia akan membangun sendiri kapal kelas korvet,” katanya.

Pembuatan kapal perang merupakan prioritas dalam program pertahanan nasional. Program ini merupakan bagian dari upaya peremajaan dan peningkatan armada kapal perang Indonesia. TNI AL masih membutuhkan sedikitnya 151 kapal perang dari berbagai
kelas dan jenis (Kompas, 28/11).

Melayu Nusantara

sebelum perang beneran, ini perbandingan TNI dan atm di lebanon.
kita mulai dari TNI :

Atraksi Debus Prajurit Garuda Memukau Tentara PBB di Lebanon

(Adshit Al Qusayr, 22/2) Bagi sebagian besar warga Indonesia, atraksi Debus bukanlah sesuatu yang aneh. Tapi apa jadinya bila atraksi tersebut dimainkan di Lebanon dan disaksikan pula oleh tentara PBB dari berbagai negara? Tentu saja ceritanya akan sangat berbeda.

Penampilan perdana atraksi tradisional Banten di wilayah misi PBB Lebanon Selatan (UNIFIL) ini merupakan salah satu dari beberapa atraksi dalam demo keterampilan yang ditampilkan oleh para prajurit Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B dalam rangka Konferensi bulanan Bintara Kontingen (Regimental Sergeant Major Conference) yang kali ini berlokasi di Markas Indobatt UN Posn 7-1 Adshit Al Qusayr. Atraksi lainya ialah Kata Karate “Emphie” Beregu, Kata Karate “Teki Shodan” dengan variasi permainan Double sticks, sulap dan Olah tenaga dalam dari aliran Silat “Kera Sakti”.

Applaus meriah selalu mewarnai setiap usainya suatu atraksi oleh prajurit-prajurit Garuda. Namun suasana mencekam sempat tercipta terutama pada saat Pratu Marsudi memainkan atraksi debusnya. Beberapa prajurit Belgia sempat bergidik dan bahkan memejamkan mata sewaktu menyaksikan atraksi tersebut.“It’s very scary!” sungguh mengerikan, demikian komentar 1st Warrant Officer (Pembantu Letnan Satu) Van Lishout dari Belgia. Tetapi tidak sedikit pula tentara PBB dari negara lain yang salut dan terheran-heran dengan “kesaktian” prajurit-prajurit Merah Putih ini.“Amazing!”, itulah pujian yang meluncur dari sebagian besar peserta konferensi yang hadir, yaitu dari kontingen Ghana, Italia, Prancis, Korea, Spanyol, Polandia, Belgia, Turki dan India. 1st Sergeant (Sersan Satu) Grassanodari Italia sampai berulang kali mengucapkan “It’s magic, I have never seen like this before!”. Lalu sebagai atraksi penutup, Force Sergeant Major (FSM) UNIFIL Master Warrant Officer (MWO) Daniel Abu Yaw dari Ghana diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam olah tenaga dalam silat “Kera Sakti”. Abu Yaw dipersilahkan memecahkan biji kemiri hanya dengan segulung koran. Walau sudah sekuat tenaga ia berusaha menghantam kemiri tersebut, tetap saja masih utuh. Namun apa yang terjadi saat Sertu Eko Priyono anggota XXIII-B yang melakukannya? Kemiri itu langsung hancur berkeping-keping! Sontak Abu Yaw dan para hadirin bertepuk tangan sambil menggeleng-gelengkan kepala tanda takjub.

Acara kemudian dilanjutkan dengan rapat dan diskusi yang dipimpin langsung oleh MWO Abu Yaw. Masalah yang mengemuka terutama terkait isu HIV/AIDS dan sexual abuse (kekerasan/kejahatan seksual). Abu Yaw menekankan agar setiap Bintara Kontingen bertanggung jawab terhadap sosialisasinya sehingga tidak ada satu pun anggota kontingen yang terkena masalah ini karena Markas PBB di New York telah menetapkan kebijakan “zero tolerance” dimana bagi prajurit yang bersangkutan akan langsung dipulangkan ke negaranya dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

Dansatgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos dalam amanatnya pada saat pembukaan konferensi berharap agar para Bintara Kontingen yang hadir dapat bahu membahu bekerja sama dalam menciptakan perdamaian di wilayah Lebanon Selatan sesuai mandat resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701. Konferensi ditutup dengan doa bersama oleh Komandan Seksi Markas Batalyon (Dansima) Konga XXIII-B Serka Andi Syarifudin dilanjutkan dengan acara makan siang bersama dengan hidangan khas Indonesia yang lagi-lagi mengundang pujian dari peserta konferensi karena dirasa sungguh nikmat dan lezat.



Sumber: Kapten Chb Sandy M. Prakasa/ Lebanon

Kapten Chb Sandy M. Prakasa/ Lebanon

August 23, 2010JAKARTA, 23 Ogos — Kedutaan Besar Malaysia ke Indonesia di sini telah dilempar najis manusia oleh penunjuk perasaan daripada kumpulan Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) pada satu demonstrasi petang ini.

Seorang daripada 37 penunjuk perasaan itu telah melemparkan najis itu ke dalam perkarangan kedutaan itu melepasi pintu pagar hadapan dan di atas kepala barisan anggota polis Indonesia yang sedang mengawal ketat di hadapan bangunan itu.

Mereka turut melepaskan najis itu ke atas bendera Malaysia yang dipijak-pijak di atas jalan tempat mereka berkumpul di hadapan kedutaan itu.

Kumpulan itu sebelumnya telah membawa lima bungkusan najis itu, ada yang diletakkan dalam kertas bungkusan makanan, dalam plastik dan dalam kotak polisterin dan dinyatakan sebagai “hadiah” untuk Duta Besar Malaysia ke Indonesia kerana Malaysia selama ini telah beberapa kali memberi “najis” yang lebih kotor kepada Indonesia.

Dengan tiba-tiba seorang daripada mereka melempar bungkusan kertas berisi najis itu ke dalam pagar kedutaan itu dan pada masa yang sama, najis turut dilepaskan ke atas bendera Malaysia yang mereka sedang pijak itu.

Demonstrasi itu diadakan bagi menandakan kemarahan mereka terhadap Malaysia yang mereka dakwa telah merendahkan maruah Indonesia dalam insiden di perairan Bintan pada 13 Ogos lalu apabila polis Malaysia menahan tiga pegawai penguatkuasa Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia.

Ia juga untuk menyatakan kekecewaan rakyat terhadap kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang dikatakan sangat lemah menghadapi Malaysia.

Berikutan kejadian lempar najis itu polis Indonesia menangkap tiga orang pelaku berkenaan.

Demonstrasi itu berlangsung selama sejam.

Seorang wakil kumpulan itu kemudian memberitahu wartawan yang meliputi peristiwa itu bahawa mereka telah memberi kata dua kepada polis Indonesia iaitu lepaskan rakan-rakan mereka itu daripada tahanan atau mereka akan melakukan operasi usir rakyat Malaysia petang ini.

Operasi yang dinamakan “Sweeping Rakyat Malaysia” itu dirancang akan dilakukan di hadapan bangunan kumpulan itu di Jalan Diponegoro, Menteng, di sini.

Polis Indonesia telah menugaskan ramai anggota untuk mengawal ketat di hadapan bangunan kedutaan Malaysia, setelah mendapat maklumat bahawa demonstrasi berkenaan akan disertai antara 300 dan 500 penunjuk perasaan.

Dalam insiden di perairan Malaysia-Indonesia itu, bahagian penguatkuasa Kementerian Kelautan dan Perikanan menahan tujuh nelayan Malaysia manakala Polis Marin Malaysia pula menahan tiga pegawai pengkuatkuasa kementerian dari Indonesia itu, masing-masing kerana didakwa menceroboh wilayah masing-masing.

Kedua-dua negara kemudian membebaskan tahanan-tahanan itu pada 17 Ogos lepas




Melayu Nunsantara

Melayu Nusantara

Atas nama bangsa & persahabatan yang telah terjalin sekian lama kami melayu di semenanjung dan sumatera akan bergabung memusnahkan apa2 saja cobaan ingin menyerang semenanjung krn melayu semenanjung adalah saudara kami... kami telah pun bersatu sejak sekian lama & akan kami musnahkan bangsa jawa yang telah menindas kami sejak sekian lama.. Semenanjung/sumatera bersama sabah/sarawak/kalimantan akan terus bersama menghadapi jawa busuk.



Melayu Nusantara